Sembilan potongan tulang, yang ditata melingkar seperti cincin, di dalam kotak perunggu hitam ditempatkan di sisi altar selama misa yang dipimpin Paus Fransiskus Minggu kemarin. Ia berdoa di depan potongan tulang tersebut, dan memeluknya selama beberapa menit setelah mengakhiri khotbahnya.
Hari itu, untuk kali pertamanya, belulang yang diyakini sebagai milik Santo Petrus itu diungkap ke publik. Pengungkapan itu menghidupkan kembali perdebatan ilmiah dan misteri yang menggoda, apakah relik yang ditemukan di dalam sebuah kotak sepatu itu benar milik Paus pertama: Rasul Petrus.
Sebelumnya, tak ada Paus yang secara definitif menyatakan bahwa potongan belulang tersebut adalah milik Rasul Petrus -- 1 di antara 12 murid Yesus. Namun Paus Paulus VI pada 1968 mengatakan, potongan yang ditemukan di pekuburan di bawah Basilika Santo Petrus telah "teridentifikasi dengan cara yang dapat kita pertimbangkan keyakinannya."
Pernyataan Paus Benediktus XVI memperkuat keyakinan itu. "Berdasarkan penghitungan karbon dari potongan tulang dalam sarkofagus itu, tulang tersebut milik seseorang yang hidup di abad pertama atau kedua," kata Paus Benediktus seperti dilansir CNN.
Namun, sejumlah arkeolog meragukan temuan itu.
Pekan lalu, pejabat tinggi Vatikan, Uskup Agung Rino Fisichella, mengatakan tak masalah kalaupun suatu hari nanti arkeolog memastikan belulang itu bukan milik Santo Petrus. Dia mengatakan, selama ini umat Kristiani telah berdoa di makam Santo Petrus selama 2 milenium dan tetap akan seperti itu apapun yang terjadi.
"Para peziarah yang pergi ke altar atau makam Santo Petrus bukan untuk menyatakan keyakinan bahwa di bawahnya ada relik Petrus," kata dia seperti dimuat News.com.au, 24 November 2011. "Mereka ke sana untuk mengakui iman yang lebih luas."
Sejarah Penemuan
Relik-relik tersebut ditemukan selama ekskavasi di bawah Basilika St Petrus menyusul wafatnya Paus Pius XI pada 1939 -- yang memiliki wasiat untuk dikuburkan di gua-gua di mana puluhan Paus dimakamkan. Demikian menurut buku berjudul The Ears of the Vaticankarya koresponden senior di Vatikan Bruno Bartoloni yang terbit pada 2012.
Selama ekskavasi, arkeolog menemukan nisan dan peti yang dibuat sebagai penghormatan pada Santo Petrus. Juga dilengkapi ukiran Yunani yang berbunyi "Petros eni" atau "Petrus ada di sini".
Ahli barang antik Yunani, Margherita Guarducci, yang memecahkan maksud ukiran tersebut mendapat petunjuk bahwa salah satu pekerja mendapatkan tulang di dalam peti yang disimpan di sebuah kotak sepatu yang lantas disimpan di lemari. Margherita kemudian melapor ke Paus Paulus VI yang kemudian menyatakan bahwa ada argumen 'meyakinkan' bahwa belulang itu milik Petrus.
Namun tokoh Jesuit dan sejumlah arkeolog menentang keras klaim tersebut.
"Tak ada Paus yang pernah mengizinkan studi yang menyeluruh, sebagian diduga karena kutukan berusia 1.000 tahun yang diungkap dalam doukumen rahasia dan apokaliptik yang ditujukan pada siapapun yang menganggu ketenangan makam Petrus dengan ancaman kemalangan," tulis Bartoloni dalam bukunya.
Pada 1971, Paus Paulus diberi sebuah guci berisi relik yang disimpan di dalam kapel pribadi kepausan di dalam Istana Apostolik dan dipamerkan untuk penghormatan pribadi Paus setiap 29 Juni -- perayaan Santo Petrus dan Paulus.
Hari itu, untuk kali pertamanya, belulang yang diyakini sebagai milik Santo Petrus itu diungkap ke publik. Pengungkapan itu menghidupkan kembali perdebatan ilmiah dan misteri yang menggoda, apakah relik yang ditemukan di dalam sebuah kotak sepatu itu benar milik Paus pertama: Rasul Petrus.
Sebelumnya, tak ada Paus yang secara definitif menyatakan bahwa potongan belulang tersebut adalah milik Rasul Petrus -- 1 di antara 12 murid Yesus. Namun Paus Paulus VI pada 1968 mengatakan, potongan yang ditemukan di pekuburan di bawah Basilika Santo Petrus telah "teridentifikasi dengan cara yang dapat kita pertimbangkan keyakinannya."
Pernyataan Paus Benediktus XVI memperkuat keyakinan itu. "Berdasarkan penghitungan karbon dari potongan tulang dalam sarkofagus itu, tulang tersebut milik seseorang yang hidup di abad pertama atau kedua," kata Paus Benediktus seperti dilansir CNN.
Namun, sejumlah arkeolog meragukan temuan itu.
Pekan lalu, pejabat tinggi Vatikan, Uskup Agung Rino Fisichella, mengatakan tak masalah kalaupun suatu hari nanti arkeolog memastikan belulang itu bukan milik Santo Petrus. Dia mengatakan, selama ini umat Kristiani telah berdoa di makam Santo Petrus selama 2 milenium dan tetap akan seperti itu apapun yang terjadi.
"Para peziarah yang pergi ke altar atau makam Santo Petrus bukan untuk menyatakan keyakinan bahwa di bawahnya ada relik Petrus," kata dia seperti dimuat News.com.au, 24 November 2011. "Mereka ke sana untuk mengakui iman yang lebih luas."
Sejarah Penemuan
Relik-relik tersebut ditemukan selama ekskavasi di bawah Basilika St Petrus menyusul wafatnya Paus Pius XI pada 1939 -- yang memiliki wasiat untuk dikuburkan di gua-gua di mana puluhan Paus dimakamkan. Demikian menurut buku berjudul The Ears of the Vaticankarya koresponden senior di Vatikan Bruno Bartoloni yang terbit pada 2012.
Selama ekskavasi, arkeolog menemukan nisan dan peti yang dibuat sebagai penghormatan pada Santo Petrus. Juga dilengkapi ukiran Yunani yang berbunyi "Petros eni" atau "Petrus ada di sini".
Ahli barang antik Yunani, Margherita Guarducci, yang memecahkan maksud ukiran tersebut mendapat petunjuk bahwa salah satu pekerja mendapatkan tulang di dalam peti yang disimpan di sebuah kotak sepatu yang lantas disimpan di lemari. Margherita kemudian melapor ke Paus Paulus VI yang kemudian menyatakan bahwa ada argumen 'meyakinkan' bahwa belulang itu milik Petrus.
Namun tokoh Jesuit dan sejumlah arkeolog menentang keras klaim tersebut.
"Tak ada Paus yang pernah mengizinkan studi yang menyeluruh, sebagian diduga karena kutukan berusia 1.000 tahun yang diungkap dalam doukumen rahasia dan apokaliptik yang ditujukan pada siapapun yang menganggu ketenangan makam Petrus dengan ancaman kemalangan," tulis Bartoloni dalam bukunya.
Pada 1971, Paus Paulus diberi sebuah guci berisi relik yang disimpan di dalam kapel pribadi kepausan di dalam Istana Apostolik dan dipamerkan untuk penghormatan pribadi Paus setiap 29 Juni -- perayaan Santo Petrus dan Paulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar